Jumat, 12 Juli 2013


Pemandian Air Soda Tarutung








Menyambut Tahun Baru 2012 kemarin, gw berkesempatan merayakannya di kampung halaman gw, tepatnya di kampung Hutagalung Tarutung. Ya  kota Tarutung, yang lebih dikenal dengan sebutan Rura (lembah) Silindung, yang berarti Tarutung adalah kota yang dikelilingi oleh lembah dan pegunungan, dengan udaranya yang dingin, sejuk, asri, hijau dan dikeliling pegunungan, tak terkira bahh, pemandangan yang bisa gw dapat dari sini. *two thumbs up* :D


Kerennya pemandangan kota Tarutung





Selain buat ngerayain Tahun Baru 2012 bareng keluarga adek bokap gw (berarti om gw yah :D) di Tarutung, gw berkesempatan juga buat mengunjungi salah satu tempat wisata di kampung gw, namanya Pemandian Air Soda di Desa Parbubu Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara tepatnya. Kebayang ga ngebaca namanya? Takjubkan lo semua? Fenomena dan keajaiban alam, dengan munculnya mata air yang rasanya seperti soda bertemperatur sekitar 40 derajat celcius. Kolam pemandian berbentuk setengah lingkaran berukuran sekitar tujuh kali enam meter itu, dibangun langsung pada sumber mata airnya yang muncul secara terus menerus dari dalam tanah sehingga airnya berganti setiap detik dengan debit air cukup besar.


Ini kali ke dua gw berkunjung kesini :)


Objek wisata Pemandian Air Soda berjarak sekitar satu kilometer dari Kota Tarutung tersebut, merupakan salah satu fenomena unik dunia, karena hanya ada dua di dunia, satu ada di Negara Venezuella dan satu lagi ada di Kabupaten Tapanuli Utara, kampung gw :D Lokasi wisata dimaksud cukup unik, karna berada di tengah hamparan sawah yang luas milik masyarakat dengan panorama alam yang indah memberikan kesejukan. Area persawahan pun dialiri air dari mata air soda tersebut. Ga sulit kok untuk mencapai tempat wisata Pemandian ini, udah bisa di akses dengan kendaraan roda empat, dan ga ada halangan berarti.


Akses jalan yang cukup luas dan mudah


 Pertama kali gw sampai, udah disambut dengan pemandangan warung makan pemandian (satu-satunya) yang selalu siap melayani pengunjung setelah mandi atau pengunjung yang hanya sekedar melihat-lihat indahnya pemandangan sekitar pemandian (termasuk gw). Dan, kebetulan bertepatan dengan libur Tahun Baru, pengunjung lumayan padat, kolam pemandian ramai dipadati pengunjung. Ohya, untuk bisa masuk dan menikmati berendam di kolam Air Soda kita tidak dikenakan biaya lho, tapi kitadiwajibkan makan dan minum di warung makan pemandian tersebut.


Warung makannya, tepat berada di depan kolam pemandian



Proses awal ditemukannya lokasi "air soda" sekitar tahun 1976, adalah seorang wanita bernama Minar Sihite, pensiunan Bidan dari Jakarta yang kembali ke kampung Halamannya di Tarutung karna mimpi, bermimpi atau mendapatkan semacam wangsit. Dalam mimpinya diberikan petunjuk tentang keberadaan kolam yang akan mereka jadikan sebagai usaha tempat pemandian dan perlu dibangun serta dikembangkan. Diceritakan dalam mimpinya, wanita tersebut didatangi Sahala Oppung (semacam wangsit) yang menyuruhnya mempersiapkan tujuh pohul itak (tujuh genggam lapet tepung) dibungkus daun pisang untuk sesajen sebagai persembahan minta ijin bagi pengusa alam gaib di sekitar lokasi tersebut.

Sejak saat itu berkembang pesatlah usaha pemandian air soda yang di kelola oleh Keluarga Minar Sihite di desa tersebut hingga sekarang, dan nyata terlihat dengan semakin ramainya didatangi pengunjung dari berbagai daerah. Walaupun tanpa bantuan dan sosialisasi dari pemerintah daerah setempat. Pihak pemerintah daerah setempat dulu (katanya) pernah memberikan bantuan untuk pengembangan lokasi ini, namun sekarang sudah tidak pernah lagi. Karnanya objek wisata pemandian tersebut kurang tertata.









Ohya, ada beberapa masyarakat setempat yang menambahkan mitos lain, konon dahulu kala di tengah kolam air soda ada sebongkah batu yang di dalamnya tinggal seekor Naga, dan jika orang mandi di kolam itu akan jatuh sakit. Pada masa penjajahan Negara Jepang, tentara Jepang pada waktu itu tidak mengakuinya, dan tetap kekeuh untuk mandi di lokasi kolam tersebut, sampai akhirnya ada yang jatuh sakit bahkan meninggal dunia. Akibatnya, tentara Jepang itu marah dan mengebom bongkahan batu yang diyakini masyarakat setempat dihuni seekor Naga. Saat batu diledakkan dari dalamnya keluaraek rara (air berwarna merah) yang diyakini sebagai darah sang Naga. Air berwarna merah tersebut menjadi air soda, seperti yang ada saat ini.

Sumber air soda yang disebut aek rara (air merah) oleh masyarakat setempat, memiliki rasa dan gelembung gas seperti air soda. Dan airnya yang hangat-hangat kuku, sensasinya memang unik, karna air sodanya begitu terasa dengan buihnya yang hangat dan jika kena mata akan terasa pedih. Benar-benar pengalaman yang luar biasa buat gw, kadang masih belum bisa percaya kalo ada mata air yang menghasilkan air soda seperti di kampung gw ini.

Gelembung gas air soda dikolam pemandian



Liburan yang perfect buat gw di akhir tahun 2011 ini, walau disayangkan objek wisata pemandian ini kekurangan berbagai fasilitas. Minimnya perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah setempat, sehingga lokasi tersebut memiliki standar objek wisata yang kurang memadai. Sedikit polesan dan bantuan dari pemerintah, pasti akan membuat pengunjung semakin dimanjakan dengan suasana pemandian air soda yang unik, benar-benar unik tentunya. Sayang banget yah, tapi itu semua sama sekali ga mengurangi keindahan keajaiban alam tersebut kok :) Sebagai kata penutup dari gw, tulisan ini akan gw ikutsertakan juga dalam kontes "Sumatera Utara Ini". 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar